Rabu, 04 September 2013

TIPE CIRI SEBAGAI SUMBER BUKTI TAKSONOMI

1.  Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah:
·      Generatif (bunga, buah, dan biji).
·      Vegetatif (perawakan/habitus dan organ), biasanya yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan.
·      Ontologi (cara pertumbuhan)
Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya. Kelebihan sumber bukti morfologi adalah dapat memperagakan dengan cepat keanekaragaman tumbuhan dibandingkan dengan sumber bukti yang lainnya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya.Beberapa ciri morfologi yang sering diabaikan, yaitu:
1)   Sulit dilihat , misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari
2)      Sulit dibuat koleksi , misal pangkal daun dari suku palmae
Ciri-ciri Vegetatif
1)   Perawakan (Habitus)
Perawakan berhubungan dengan ciri, seperti ukuran , percabangan, penyebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran, cara perkembangbiakkan, serta kehidupan dan periodisitas.Dalam taksonomi , dapat diartikan:\
·      Digunakan untuk menguraikan dan membandingkan bermacam-macam sifat perawakan tumbuhan yang berbeda.
·      Untuk memperkirakan tingkat adaptasi dan penyesuaian ekologis terhadap habitat.
Contoh bentuk pohon tergantung bentuk tajuknya (bulat dan rimbun, bulat memanjang, dan bentuk panjang ). 
2)      Organ – organ dalam tanah
Organ dalam tanah memberikan ciri yang berharga untuk pemisahan taksonomi, misal taksonomi marga Raninculus. Dalam marga Aristolochia bentuk akar (bulat, bulat telur, silindris, bentuk tombak, bentuk napiformis) merupakan sifat yang konstan dan penting untuk menentukan jenis.
    3)   Daun
Bentuk daun menunjukan variasi yang sangat luas mulai dari pangkal sampai ujung daun, terutama tunas dari berbagai jenis pohon. Ptiksis adalah cara penggulungan atau pelipatan organ yang berdiri sendiri seperti daun atau petela pada waktu kuncup. Sifat ini sebagai sumber bukti Taksonomi pada takson tertentu misal marga primula suku Rosaceae.
Bentuk pangkal daun , morfologi stipila , pertulangan daun dan sifat tertentu seperti epidermis daun dan jumlah stomata penting sebagai bukti taksonomi untuk takson tertentu.  
2.   Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
a.    Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.
b.   Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya.
c.    Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis.
d.   Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitive.
Ciri yang dapat diamati setelah melakukan penyayatan pada suatu organ atau bagian tubuh  (morfologi dalam). 
3.   Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
·         Ukuran kromosom mantap untuk jenis
·         Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.
4.   Embriologi
Individu dalam marga atau suku mungkin dicirikan dengan tipe embrionya, dan tanda ini mungkin dapat dipakai untuk menentukan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan. Ada beberapa macam tipe bakal biji, yaitu orthotropous bila mikropil terletak di bagian atas, sedangkan hilumnya di bagian bawah; amphitropous, yaitu bakal biji yang tangkai bijinya membengkok sehingga ujung bakal biji dan tangkai dasarnya berdekatan satu sama lain. Anatropous, yaitu bakal biji yang mempunyai mikropil membengkok sekitar 180o, dan campylotropous, yaitu bakal biji yang membengkok 90o sehingga tali pusar tampak melekat pada bagian samping bakal biji.
5.   Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku. Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan posisi alur, jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
a.    Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada satu sisi butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
b.   Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi diawali dari monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai puncaknya pada acolpate (tanpa alur) dan pancolpate (beralur banyak).
6.   Chemistry
·      Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan.
·      Adanya kandungan morfin dalam Papaver
·      Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae
·      Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae,
·      Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperm
Ciri kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak mudah terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
·         Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
·         Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
·         Serologi dan elektroforesis protein 
Substansi kimiawi yang secara langsung dapat dilihat :
·         Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam plastisida-plastisida. Butiran-butiran dapat tunggal atau majemuk, mereka bervariasi dalam bentuk dan sering menunjukkan lapisan.
·         Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang terkandung dalam sel-sel besar dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium oksalat ini terbatas pada kelompok tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai sebagai bukti hubungan kekerabatan. 
7.   Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama pula. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya berbeda. Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
8.   Biologi Reproduksi
Ciri-ciri yang diambil dari reproduksi biologi., contohnya: jumlah ruang kepala sari Susunan ruang kepala sari Tipe endotesium kepala sari Pembentukan dinding kepala sari Jumlah sel arkerporial Ada/tidaknya aril Perkembangan kantong embrio Tipe embriogeni Tipe pembentukan endosperm.
9.    Ekologi dan Geografi
Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma. Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
Dengan bantuan persebaran geografi dapat ditentukan daerah yang paling banyak jumlah jenis dan variasi ciri-cirinya, pusat keanekaragaman dan asal-usul evolusi takson-takson tersebut.
Bukti Ekologi yaitu berhubungan dengan organisme dan lingkungan ? Hubungan ini diklasifikasikan : biotik, abiotik, spasial, temporal. ? Bukti ekologi memberikan pemahaman tentang taksa dan komposisi flora, kekerabatan genetik dan filogenetik taksa, variasi dalam populasi dan mekanisme evolusi dalam spesies.
10.  Genetika (Gen dan DNA)
Bukti taksonomi genetika berupa studi variasi, ekspresinya dalam perkembangan dan hubungannya dengan persilangan. ? Bukti genetik adalah bukti eksperimen yang berasal dari pembastaran dan analisa banyak karakter. ? Data eksperimen genetik terutama digunakan untuk menunjukkan kekerabatan pada tingkat spesies, subspesies, varietas dan forma atau ras.
Kemajuan bioteknologi telah menyediakan instrumen yang memungkinkan dikumpulkannya data urutan nukelotida (DNA atau RNA), gen, protein (residu asam amino,isozim, enzim), dan lain-lain untuk keperluan taksonomi dan pemahaman kekerabatan makhluk hidup. 
Referensi        :
Hasanuddin., Taksonomi Tumbuhan Tinggi, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006.
Lumowa,V.T,Sonja., Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi, Samarinda: Universitas   Mulawarman, 2002.
Tjitrosoepomo, Gembong.,Taksonomi Umum Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993.
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/taksonomi-klasifikasi-dan-sistematik. html/2012/03/14.
3gggue.blogspot.com/2012/03/sumber-bukti-taksonomi.html
haeryn.wordpress.com/2012/04/13/sumber-bukti-taksonomi/
rizmaririz.wordpress.com/2012/04/11/sumber-bukti-taksonomi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar